Senin, 11 April 2016

KASUS DALAM MEDIA SOSIAL

Tiga Kasus Yang Berhubungan dengan Media Sosial yang Menimpa masyarakat, polisi.

1. Kicauan Farhat Abbas Menyerang Wagub DKI Ahok

Kicauan Farhat Abbas yang menyerang etnis Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berbuntut panjang. 
Kini Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Anton Medan melaporkan suami Nia Daniati itu ke Polda Metro Jaya.
"Kemarin saya sudah menelepon Farhat untuk menasehatinya dan meminta Farhat agar minta maaf melalui media, karena twitnya itu sudah terdengar ke mana-mana.
Tapi tidak ada jawaban dari Farhat. Karena dia tidak menyambut etika baik saya, maka saya laporkan," ujar Anton Medan di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (10/1).
Sebelumnya Farhat Abbas menyerang Ahok dalam akun twitternya. Dalam akun @farhatabbaslaw, pengacara tersebut menulis @farhatabbaslaw : Ahok sana sini plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya ! Dasar Ahok plat aja diributin ! Apapun plat nya tetap C***! (www.lihat.co.id, 2013/02).

2. Bondan Prakoso Dilaporkan karena “Kicauan” di Twitter

Niat mengungkapkan perasaannya di situs jejaring sosial, Bondan Prakoso malah harus berurusan dengan pihak kepolisian. Mantan penyanyi cilik itu dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik oleh Akasaka Cafe di Denpasar, Bali.
Hal itu bermula ketika Bondan berkicau di akun Twitternya, "Security=Secure=membuat nyaman= membuat Aman, Security Bali Aka Saka=Tidak Sopan=Berlebihan=Tidak menghargai Tamu!" pada 23 April 2011.
Merasa tidak terima, pemilik Akasaka, yakni Jerry Fillmon pun tersinggung dan langsung melaporkan Bondan lewat pengacaranya. Menurutnya, kasus ini terjadi saat Bondan dan Fade2Black manggung di Akasaka. (www.lihat.co.id, 2013/02).

3. Bupati Karawang, Jabar, Gerah Kritikan Facebooker

Terkait dilaporkannya salah seorang pengguna jejaring sosial facebook ke Polda Jabar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, bakal mempersoalkan secara hukum dua grup akun di facebook, karena dinilainya berisi komentar-komentar kurang sedap, serta mendeskriditkan secara pribadi dirinya. Dinilai Dedi, kritikan kasar dalam grup itu menjadi persoalan yang kurang mendidik bagi publik. 
Saat diwawancara dengan beberapa awak media, sayangnya Dedi tidak menyebutkan secara eksplisit identitas kedua grup itu, namun jika menilik grup facebook yang banyak menyedot perhatian publik, tidak lain adalah 'Grup Tentang Pilbup Purwakarta (TPP)', dan 'Asal Bukan Dedi (ABUD)'. (www.radar-karawang.com, 29/11-2011).

http://baranews.co/web/read/20541/25.kasus.status.di.media.sosial.yang.berujung.ke.ranah.hukum#.Vw1YMNQwjIU

Sebaiknya di dalam media sosial itu di gunakan untuk nilai positif nya tidak mengkritik dan mencela seseorang secara tidak wajar karena dapat melanggar norma yang telah di tetapkan.